Bismillah
Kalau ngobrol soal to do list ini uda enggak asing lah ya? bahkan banyak dari kita yang udah ngelakuin juga, ya nggak? kalau belum, okedeh kita mulai dari awal lagi.
Bismillah
Kalau ngobrol soal to do list ini uda enggak asing lah ya? kalau masih asing, saya jelasin dikit. To Do List, menulis kegiatan apa yang akan dilakukan. Bisa dipakek untuk sehari kedepan, atau juga bisa to do list pekanan, kalau pekanan lebih tepatnya capaian bukan to do list. Kalaupun kita anggep itu juga to do list, ya bisa aja sih cuman kalau saya masih punya pendapat bahwa to do list itu sifatnya harian.
Caranya tinggal ambil kertas pusing kosong, terus tulis deh apa yang mau kita kerjain seharian. Misalnya kita tulis nomer satu, hafalan Al Qur’an, nomer dua beresin rumah, nomer tiga kerja dan nomer empat tidur.. Ya namanya juga contoh kan ya bebas nulisnya yaa hahah, tapi ada nggak ya yang kegiatannya cuman gitu? Hafalan qur’an, beres beres, kerja, tidur? kayaknya si ada tetep, kan kerja definisanya luas. Kerja cari duit, kerja bareng istri (buat yang uda berumah tangga), kerja diluar kerja, ya luas lah yaa. Berarti kayaknya ada yang kegiataany cuman kayak gitu.
“Aku uda nge-list kok, tapi tetep aja banyak yang nggak tak kerjain jugak….”
Lha iya jelas, wong cuman ditulis enggak dikerjain…
To Do List (tok). Metode todolist ini sebenernya masih tingkatan pertama untuk mencapai sebuah goals yang disebut PRODUKTIF. Inti produktif itu bukan di todolist, tapi tapi ya produk-tif. Menghasilkan sebuah produk.
Produk di sini nggak harus barang kasat mata ya, tapi dalam artian kita menghasilkan progress di hari itu. Selesai kerjaan rumah , bisa nambah hafalan Al Qur’an, amanah terlaksana, kerjaan kantor beres, ya walaupun enggak harus semuanya selesia dalam satu hari, tapi intinya ada yang dihasilkan.
To Do List (tok) ini belum jadi produk, masih mentahan. Masih tulisan di atas kertas, atau tulisan notes hp doang. Masih ada banyak runtutan proses yang harus dilakukan untuk mencapai predikat PRODUKTIF. Kapan kapan tak jelasin lewat webinar aja ya (insyaAllah)
7 maret 2022 jam 20.00 kemaren, saya ngisi di tempat mas bayu, beliau adalah salah satu mentor dan temen saya. Di akhir sesi ada yang nanya
“Mas gimana menentukan to do list?”. Pertanyaan yang bagus, karena enggak semua hal itu harus kita To Do List-kan. Saya jawab, faktor penentu to do list adalah TUJUAN HIDUP KITA MAU JADI SEPERTI APA.
Kalau mau jadi pemain bola professional, ya masukin to do list untuk jadwal latian bola.
Kalau mau jadi penulis buku self improvement, ya masukin to do list nulis dan belajar nulis seputar self improvement
Kalau mau jadi pengusaha, ya itu masuk terlalu umum…
Kalau mau jadi orang sukses, ya semua orang juga punya definisi sukses
Kalau mau jadi orang hebat, ya limbad juga hebat bisa makan paku (walaupun boongan)
Atau jangan jangan sampe sekaran masih bingung “Mau jadi apa dikemudian hari?”
—
Ramadhan besok juga mau to do list tok?
InsyaAllah saya bahas di webinar akhir bulan ini, tunggu info lanjutannya yaa….