Ini adalah kumpulan pertanyaan dari temen-temen yang udah nanya lewat WA admin atau email bg******@gm***.com dengan subjek #MauNanya.

Disclamer dulu, jawaban ini berdasarkan opini saya aja. Jadi semisal merasa kurang cocok, boleh juga dikoreksi, dan bisa juga nggak di terima. 

Di sini saya cuman berusaha mengimplementasikan firman Allah di Qs. Al-maidah ayat 3, yaitu “tolong menolong dalam kebaikan”.

Dari No Name

 

1. Apa kiat bangkit dari kegagalan? Kuliah ga tepat waktu selesainya. Karena rasa males ngadepin tesis, merasa gampangin, motivasi blm kuat. Pingin kerja ga boleh sama ortu, disuruh nyelesaikan S2 dulu. Saya mau gimana lagi ga tau, mau nambah penghasilan buat bayar semester itu. Selama ini aku dibayarin ortu, tetep aku merasa ga enakan tapi mau kerja ga boleh. Huhu

Waalaikumussalam warahmatullah. Berarti akarnya self-convidencenya mulai menurun kan ya? Kalau iya, kamu bisa cobain beberapa langkah ini biar semangat lagi

– Ubah lingkungan, kelilingi diri sama orang-orang yang positif. Cara nemu temen yang positif pertama banyakin doa sama Allah, bisa ikut organisasi atau terlibat di komunitas yang kamu senengi.

– Breakdown tugas-tugas besar. Nyelesaiin skripsi itu random, njelimet, bikin tambah nunda. Jadi coba di breakdown, misal hari ini rumusan masalah, besok latar belakang, besoknya manfaat penelitian, terus sampe sampe selesai bab 1. Kalo masih terlalu berat, brarti targetnya dibuat misal 300 kata. Sehari 300 kata, itu seminggu dudah dapet banyak. Pokoknya cari small-win, kemenangan kecil yang bikin semakin percaya diri.

The more goals we complete, the more dopamine our brains get, and the more we want to repeat the behavior that made us feel good.

– Kalau terkait kuliah, balik lagi. Selama orang tua mampu sebenernya nggak masalah juga. Perlu diinget, ketika anak itu seneng kalau bisa ngasih orang tua, sama juga kebahagian orang tua itu ketika bisa ngasih ke anak. Cuman misal emang ngerasa lanjutin S2 serasa kurang bermakna, coba ambil GAP Year aja. Misal bilang sama orang tua, mau break dulu 1 tahun. Nah dalam setahun itu dimaksimalin, mau ngapain sesuai keinginan. Nanti di tahun kedua udah punya keputusan yang lebih mateng insyaAllah. Mau lanjut S2, atau mau kerja sambil S2, atau serius kerja aja.

2. Bagaimna cara menghadapi kesulitan yg nyaman, dan bisa tahan ngadepinya gimana? Karena mau tidak mau, hal itu harus dihadapi sendiri. Perasaanku kaya ada penolakan gitu.

Saya agak kurang paham sama pertanyaan ini. Kalau terkait rasa nggak nyaman, mau di mana pun bakalan ketemu rasa nggak nyaman. Karena Allah berfirman di QS. Al Balad ayat 4, “Sungguh Allah menciptakan manusia dalam kondisi susah payah.”

3. Trus saya izin menanggapi postingan di grup kmrn malam ttg “cara menggunakan to do list”. Kalau ga selesai dilanjutin besok, apakah ada batas waktunya selesainya kapan? Dan gimana menentukan batas waktu biar hal tsb segera selesai? 

Balik ke penentuan prioritas. Seberapa penting tugas itu, bisa jadi acuan kapan harus selesai. Yang jelas to do list itu daftar step-step buat nyelesaiin tugas, bukan gambaran besar. Misal tadi “Selesai Bab 1”, ini bukan to do list

Dari Aisy.

 

Bismillah Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh afwan mau tanya, dan sedikit cerita. waktu sma saya sekolah di pondok, dan ketika lulus saya mengetahui kalo teman saya memiliki hubungan dengan seorang lelaki yang belum halal lewat instagram story dan status whatsapp. dan kebetulan pada hari itu, teman saya membuat instagram story dengan kata-kata seperti ini “mohon maaf untuk penghuni account ini, jika kalian keberatan dengan apa yang saya posting silakan unfollow karena saya ingin di tahun 2023 ini mental saya sehat” sedangkan perbuatan yang teman saya lakukan itu sudah jelas dilarang dan pasti teman saya sangat paham itu. pertanyaan nya, bagaimana cara mengingatkan teman saya ini ya? karena belum diingatkan pun dia sudah mengulti kami dngan postingan story yang seperti tadi. jazakumullah khorion.

 

Bismillah. Iya bener, mendekati zina itu haram (pacaran termasuk) sebagaimana firman Allah di Qs. Al-isra : 32,
“Dan Janganlah Kalian Mendekati Zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”

Pertama doakan, karena bisa mengamalkan ilmu itu taufik dari Allah. 

Kedua coba kirim hadiah ke rumahnya terus di dalemnya ada semacam surat gitu di tulis tangan, insyaAllah lebih ngena buat pembacanya. 

Ketiga, tetep berbuat baik sama dia. Mau gimanapun, perbuatannya itu nggak mengeluarkan dia dari islam. Jadi dia tetep masih punya Hak sebagaimana muslim lainnya. 

Keempat, fokus buat perbaiki imannya, jangan selalu nyalahin kesalahannya. Manusia itu nggak suka disalahin. Jadi fokusnya misal ngajak ke kajian, atau ajak hangout, ajak kegiatan positif. 

Wallahu a’lam

Dari Cak Noer D
(Pertanyaan soal literasi)

Assalamu’alaikum mas bagas. Mau tanya gimana cara mas bagas bikin outline untuk buku self improvementnya? Atau nulis free writing aja? Saya kesulitan untuk menyusun buku yg hendak saya tulis. Namun temanya udah dapet. Mohon di jawab. 🙏🏻

Bismilah, kalau saya biasanya bikin peta perjalan bukunya dulu mas. Start from the end. Akhir dari buku apa? satu gagasan yang pengen disampein ke pembaca. Terus tarik mundur langkah-langkahnya. 

Misal, Goalnya “pembaca paham cara belajar yang bener”, terus tahapannya tulis, 

– 10 Cara belajar yang bener
– Kenapa harus tau cara belajar
– Waktu dan energi habis sia-sia
– Apa yang dipelajari selalu gampang lupa
– Kondisi orang-orang yang nggak mau belajar

terus kayak gitu. Semakin detil semakin bagus, nah nanti di tata lagi urutannya. 

Kalau freewriting, sering stuck-nya nanti. Dan perlu diinget juga, ide itu bagaikan benih. Kadang kita harus merawatnya dulu, nyiramin, sampe akhirnya berbuah.

Nggak jarang kadang kita terlalu keburu-buru, padahal benih itu belum mateng.

Contoh, saya uda ada ide buat buku kedua, tapi saya nyadar literasinya masih kurang, jadi 3-6 bulan ke depan, mau banyakin pembahasan yang sesuai sama ide buku ke dua saya, biar benihnya semakin mateng dulu.

Dari no name

Bismillah.. Apa tips utk menjadi penulis kak

Biasanya karena mulai suka baca, terus pengen juga punya karya berbentuk tulisan. 

Jadi, jadilah pembaca terlebih dahulu sampai akhirnya melahirkan sebuah karya berbentuk tulisan. 

Ya emang nggak harus gitu, cuman agak lucu kalau kita sendiri nggak suka baca, terus nyuruh orang lain buat baca tulisan kita. 

Dari Fulanah

Afwan mas bagas, apa bentuk amalan terbaik berbakti kepada orangtua? Jazaakumullahu khairan

Kalau yang terbaik saya nggak tau, yang saya tau

1. Kalau masih hidup, apapun itu yang masuk dalam definisi kebaikan yang emang dibenarkan secara syariat, maka itu baik sebagaimana firman Allah di Qs. Al Isra – 23

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Tafsir dari ayat ini, di antaranya adalah perintah buat berbhakti sama orang tua terkhusus lagi ketika mereka udah mulai sepuh. Jangan kesel sama perilaku mereka yang kadang nyebelin, jangan ngomong sesuatu yang bakalan menyakitkan, bahkan jangan berkata ‘ah’ (meskipun ini tingkatan terendah dalan perkataan yang buruk).

Semaksimal mungkin patuh, selama perintahnya bukan buat maksiat. 

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

Nggak ada ketaatan dalam perkara maksiat. Ketaatan itu cuman diperkara yang baik aja. Semua kebaikan yang dibenarkan syariat dan secara akal.

2. Kalau udah meninggal, sebagaimana yang dijelasin sama Syaikh sulaiman Ar-Ruhaily

– Mendoakan untuk orang tua
– Bersedekah mengatas namakan mereka
– Haji ataupun umroh untuk mereka (dengan syarat, anaknya udah haji dan umorh)
– Melunasi utang-utang mereka (utang kepada manusia semisal utang uang, dan utang kepada Allah misal utang puasa)
– Tetep menyambung silaturahmi dengan orang-orang terdekatnya

Wallahu a’lam

Dari Fulan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh izin bertanya mas bagas, membaca buku dalam sehari 2 buku apa kah itu tidak mengapa mas bagas?

Walaikumussalam warahmatullah. Kalau ditanya nggakpapa, ya nggakpapa aja selama dia mampu. Cuman kalau dari nasihat” ulama yang pernah saya dapetin, baiknya satu persatu. Tapi kalau dirinya dikasih kemampuan buat mempelajari beberapa ilmu sekaligus, banyakin bersyukur karena itu kemudahan dari Allah.

Inget lagi, belajar itu biar paham bukan buat banyak-banyakan. 

Dari Fulanah

Kalo jatuh cinta mending langsung dikubur dalem² apa boleh sekedar mengagumi dan di ceritain ke Allaah

Kalau udah siap buat nikah, ya sekalian aja dijadiin. Kalau emang tau dirinya belum siap nikah, mending putusin koneksi yang bikin inget si dia. Penyakit jatuh cinta itu berat, susah obatnya. Bakalan menyibukkan hati. 

Kalau doa soal dia, ya boleh aja misal gini, “Ya Allah, kalau memang dia jodohku maka pertemukanlah kami di waktu dan kondisi yang tepat. Kalau memang dia bukan jodohku, berikanlah ganti yang lebih baik.”

Wallahu a’lam

Dari Fulanah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,  Saya ingin bertanya kak perihal berdamai dengan diri sendiri. Bagaimana langakah yang harus ditempuh untuk bisa berdamai dengan diri sendiri terlebih keadaan yang seakan menyudutkan? Terima kasih kak

Pertama, sadari nggak ada yang sempurna. Kamu pernah bikin kesalahan, orang lain pun pernah di posisi yang sama. 

Kedua, renungi hadits ini,

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya

(HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573.

Kondisi nggak nyaman itu bisa jadi sebab diampuninya dosa, kalau kita beneran ridho sama ketetapan Allah. Nggak protes, dan tetep berusaha keep going. 

Ketiga, coba tulis aja di kertas A4. Kondisi sekarang kayak gimana, terus kondisi yang diinginkan kayak gimana, biar lebih sadar dan punya semangat. 

Dari No Name

Apa ada rekomendasi buku (pengembangan diri yang sejenis Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar- Richard Calson) kak?


Banyak, cuman saya saranin aja main ke gramedia terus liat di bagian buku-buku pengembangan diri. Baca sedikit dulu soal sinopsis bukunya, misal ada yang cocok, bungkus.

Dari Fulanah

Assalamualaikum izin bertanya, bagaimana cara membagi atau menjadwal kegitan antara kegitan dunia Dan kegitan akhirat ? Karna sudah pernah membuat jadwal namun masih saja keteteran Dan cara istiqomah untuk Menjalanka apa yg sudah di jadwalkan ? Terima kasih 🙏


Pertama, kita pahami dulu kalau dunia dan akhirat itu bukan sesuatu yang perlu dipisah. Kegiatan duniawi juga bisa terhitung sebagai ibadah kalau niatnya ibadah dan sesuatu yang dibolehkan oleh syariat.

Allah berfirman:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” QS. Adz-Dzariyat 56

Kedua, perlu sadar dulu sama kondisinya sekarang. Peran yang dipegang apa? Karena bakalan beda antara mahasiswa selain kedokteran yang waktunya masih banyak lungnya sehingga dia tetep masih banyak waktunya dateng ke pengajian, dengan mahasiswa kedokteran yang emang waktunya padet. 

Kalau emang kondisinya bener” yang padet, nasihat yang pernah saya dapetin di kitab Humuum Tholabul Ilm karya syaikh sholeh al ushaymi hafidzahullah, beliau menyarankan

– Di waktu weekend, misal senin sampe jumat full, atau di waktu libur kerja bagi pekerja
– Misal mahasiswa yang padet, bisa aja fokus ngajinya after lulus. 

Dan kalau nasihat yang pernah saya dapetin di kitab muhktashor minhajil qosidhin ibnu qudamah, nasihat waktu ngajinya pekerja

– Sebelum berangkat kerja, sebelum subuh atau after subuhan
– Di sela-sela istirahat kerjanya
– Selepas pulang kerja

Yang jadi problem ketika uda dijadwalin misalnya jam habis maghrib ngaji sampe isya, tapi kondisinya pekerja yang maghrib aja baru sampe rumah, maka ini bakalan susah. 

Kemudian pelajari dulu di perkara hukum syariat yang sifatnya fardhu ‘ain. 

Wallahu a’lam

Dari bunga.

Gimna si mas caranya biar kita GK mudah memikirkan omongan orang tentang kita ,padahal niat kita baik tapi kita selalu salah Dimata orang itu ?

Pertama, emang omongan yang nyakitin itu berbekas. Sebagaimana Allah berfirman Qs. Al-Hijr : 97

Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan

Kedua, meskipun kepikiran kalau nggak dibales dengan perbuatan yang buruk, itu nggak jadi dosa. Melawan was-was juga malah termasuk pahala.

Misal, pengennya nggak kepikiran trus tetep kepikiran, iyaudah dilatih aja buat ngelawan was-was itu, dengan cara ambil sudut pandang positifnya.

“Eh tapi bener juga si omongan dia, tentang ini”
“Mungkin maksudnya dia gini kali ya…”
dan seterusnya. Karena emang ada tabiat manusia yang baperan, ada juga yang gampang bodo amat. 

Yang jelas, akhlak itu harus dilatih dan sambil bersihin hati, bukan dijadiin pembenaran.

Dari Fulanah

Assalamualaikum w.w. Untuk menjadi muslim yang lebih baik lagi dalam hal mencari teman, memilih teman, berkoneksi kepada orang² agar bisa mendapat teman (lebih ekstrovert daripada introvert) nah hal² itu bagaimana caranya agar bisa di realisasikan ke dunia nyata? dan agar bisa istiqamah dalam meningkatkan diri ini menjadi lebih baik kayak gimana? terkadang ingin menjadi lebih baik tetapi muncul hal² negatif dipikiran.. seperti gimana yah kalau aku berbicara sama dia nanti dia gak enakan? nanti dia malah gk mau lagi bertemu sama aku? padahal hanya ingin memulai perkenalan, berkoneksi saja. mohon penjelasannya ya mas🙏😁

Sepengalaman saya, kalau mau nyari circle baru, coba libatin diri di sebuah komunitas, atau organisasi yang bermanfaat. Dan jangan malu buat nyapa duluan. Kalau laki-laki mungkin lebih gampang ya, kalau perempuan mungkin lebih malu. Tapi bukan berarti nggak bisa.

Kalau terkait rasa nggak enakan, perlu dilatih buat positif thinking.

Allah berfirman di QS. Yunus : 36

إِنَّ ٱلظَّنَّ لَا يُغْنِى مِنَ ٱلْحَقِّ شَيْـًٔا ۚ

Sekedang perasangka aja, nggak bisa mengalahkan kebenaran. Sekedar ‘ah nanti dia gini dia gitu’, itu jangan diikutin.

Wallahu a’lam

Dari Anggun

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh kak bagas. Salam kenal saya anggun dari solo. Izin sedikit masalah yang saya rasakan semoga kakak bisa memberi masukan. Jadi saya itu merasa menjadi orang yang ngga punya kelebihan yang bisa bikin aku PD. Aku juga sering nyalahin diri sendiri kak. Sering ngerasa ngga berguna Apa itu ada hubungannya dengan inner childe ya kak?? Aku capek kak, udah sering cari motivasi tapi sering ngerasa mitivasi satu dg yg lain tuh kayak kontradiktif gitu. Sering bingung Hufff, mohon doa nya ya kak…. Aku cuman pengen jadi orang baik dan bermanfaat

 

Pertama, kalau udah ngerasa akut, saya saranin buat coba ke psikolog aja, yang basiknya mereka bahasnya dalam koridor syariat juga. Misal lewat Qalboo App, atau Relasi_Consulting

Kedua, yakini kalau semua manusia diciptakan punya potensi, sebagaimana Allah berfirman di Qs. At-tiin : 4

“Dan kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan.”

Ketiga, kalau terkait self-convident, bisa scroll ke atas, udah saya jawab juga soal cara naikin self-convidence

Pekan kedua

Dari Lengkuas (asal aja)

Assalaamu’alaikum Izin bertanya. Apa kalimat afirmasi yg biasa Kak Bagas sebutkan setiap hari? Apakah ada ketentuan dalam menentukan kalimat afirmasi? Terus sebaiknya kalimat afirmasi positif itu kapan saja dibacanya? Syukron

Kalimat afirmasi positif maksudnya ya? Yang bikin semangat ngejalanin hari?

Kalau penyemangat terbaik, jelas mengingat kematian ya. Itu jadi Booster terbaik lah, nggak ada lawan.

Misal, “Kalau hari ini adalah hari terakhir, mau ngapain?”

Kalau afirmasi yang semacam kalimat spesifik, enggak ada sih. Lebih ke doa, semisal

“Ya Allah, semoga apa yang saya lakukan seharian ini bisa memberatkan timbangan amalan kebaikan hamba kelak”
“Ya Allah, berkahilah waktu-ku..”
“Ya Allah mudahkan segala urusanku..”

Dari Jahe wangi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh mas bagas dalam menjalani kegiatan keseharian dalam hal pekerjaan, menuntut ilmu agama, membaca buku dan membaca Alquran kadang kita juga butuh yg nama nya hiburan untuk diri sendiri jadi hiburan itu dengan cara menonton film action atau anime kadang juga bermain game bagaimana pendapat mas bagas hiburan dengan cara ini apakah ini termasuk dibolehkan dalam islam?

Kalau film, setau saya, selama nggak ada aurat, nggak pakek musik-musik, nggak membahas kesyirikan, sihir, dan hal-hal yang dilarang secara umumnya, tontonan itu boleh-boleh aja. Kalau anime saya nggak tau secara spesifiknya. Jadi nonton boleh, tapi yang masuk kategori boleh-boleh aja. 

Terkait game, ada yang boleh dan enggak juga. Detailny mungkin coba nanya ke ustadz. Kalau belum mampu ninggalin 100%, bertakwa semampunya.

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسْتَطَعْتُمْ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu

QS. At-Taghabun : 16

—–

Ya sesimple kalau nonton film 2 jam, masak baca Al-Qur’an cuman 10 menit. Yang begini jangan sampe lah ya..

Wallahu a’lam

Dari santriwati

Bismillah, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ahsanallahu ilayk kak Bagas, izin bertanya, saya mahasiswi disalah satu Ma’had.. dalam 1 semester kami hanya 4 bulan, kami banyak dengan hafalan termasuk kami menghafalkan hadits, saya termasuk orang yang “lebih baik menghafal 1 hadits sampai benar-benar hafal diluar kepala” dari pada menghafal 5 hadits namun ketika ditanya lupa.. namun, jika saya mengikuti alur keinginan saya tersebut saya tidak bisa mengejar target lulus di 1 semester, karena saya (lambat dalam menghafal dan membutuhkan waktu berjam-jam untuk menghafalkan 1 hadits agar benar-benar diluar kepala).. pilihan yang mana yang harus saya pilih? Keinginan atau target? Syukron, jazakallahu khayran wa baarakallahu fiik

Waalaikumussalam warahmatullah. Kalau yang pernah saya dapati, seinget saya di salah satu video Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily, yang namanya hafalan sampe mutqin itu memang susah, nasihat beliau tetap menambah hafalan sembari sambil murojaah.

Karena toh sampe inget banget pun, nantinya bakalan ada fase lupanya. Karena sejatinya ilmu memang untuk diulang-ulang.

Jadi mending ikutin target yang ditentukan, untuk memperkuatnya sambil berjalan. Sering-sering dicoba praktekkin aja, insyaAllah jadi lebih kuat. Kalau nggak ada temen, bisa ngomong sama tembok (ini nggak becanda ya, cuman it’s worth)

Dari coklat panas
(literasi)

Bismillah Assalamu’alaikum warahmatullah mas bagas. Afwan minta sarannya. Sekarang nih aku lagi diposisi suka banget baca buku² self-improvement, tapi kadang aku sadar bahwa konteks yang disampein itu ga sesuai sama ajaran Islam. Dan parahnya aku sadar hal itu bukan pas selesai baca tapi rentang waktunya agak lama gitu. Aku banyaaak banget dapet manfaat dari buku² seperti itu tapi jujur aku takut pemahaman islam aku terkikis. Jazaakumullaahu khoyron

 

Bismillah, ini pernah saya bahas di kelas Akhirnya Jadi Pembaca juga. Beberapa cara mengatasi itu,

Pertama, baca Al-Qur’an dan hadis lebih banyak dari baca buku pengembangan diri. Karena kalau referensi agama kita terlalu sedikit, kalau ada yang keliru dari buku kita juga nggak tau.

Kedua, berdoa dulu sebelum baca buku. “Bismillah ya Allah, mudahkan hamba untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari buku ini, dan jauhkan hamba dari pemikiran yang sesat..” Kadang, kita lupa buat berdoa terlebih dahulu.

Wallahu a’lam

Dari Nana

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Kak Bagas. Mau tanya, dong. Gimana ya caranya supaya kita setiap hari punya keinginan untuk lebih baik dari sebelumnya? Dan tips nya untuk konsisten dalam upgrade diri. Terima kasih atas jawabannya


Waalaikumussalam warahmatullah. 

Pertama, perbanyak baca-baca soal hari akhir, surga dan siksaan-siksaan neraka. InsyaAllah itu bikin kita jauh lebih baik lagi. Reminder soal akhirnya bikin kita lebih produktif insyaAllah

Kedua, kalau konsisten, temuin dulu faktor WHY-nya. Coba jawab pertanyaan ini, ‘Kenapa kamu mau konsisten di situ’? dan ‘Apa yang pengen kamu capai dari konsistemu itu?’ 

Dari burger deluxe

Bagaimana cara nya mengetahui potensi dalam diri kita? Sering kali saya masih merasa bingung apa yang harus diprioritaskan apa yang harus saya tingkatkan? Dan pertanyaan semacam “apa yang bisa saya lakukan, kontribusi apa yang bisa saya berikan, apa yang bisa saya dapatkan?” itu kadang muncul karena masih belum tau potensi yang ada di dalam diri.

Bisa ikut test psikologi aja. Kalau yang berbayar ada namanya tes BIG 5. Atau nyari aja tes minat bakat yang gratis dulu. Meskipun hasilnya nggak mesti tepat, seenggaknya kalau ternyata ngerasa cocok, bisa jadi langkah awal buat nemuin potensi diri. 

Dari Dian

Bismillah Afwan ka mohon masukan dan nasehat nya… Gimana ya jadi orang yang positive vibes tapi ga gampang marah… Syukron jazaakumullah khoyron

Dilatih. Nggak gampang marah itu termasuk akhlak, dan akhlak mulia itu konsepnya sebagaimana rezeki (sebagai penjelasan syaikh Abdur Rozaq Al-Badr Hafidzahullah). 

Rezeki itu diminta dan diusahakan, sama akhlak juga diminta (perbanyak doa kepada Allah) dan diusahakan (dilatih). 

Tips singkatnya, coba tarik nafas dalam dan keluarkan pelan-pelan. Banyak penelitian soal ini, yang bisa bikin emosi negatif mereda, termasuk gampang marah.

Wallahu a’lam

Dari Asyifa

Assalamu’alaikum, Kak. Maaf sebelumnya izin bertanya, bagaimana caranya supaya kita mampu fokus dengan jalan hidup kita dan tidak sedang diburu-buru pencapaian orang lain? Terimakasih, Kak. Barakallah fiik…


Waalaikumussalam warahmatullah. Belajar berkata ‘tidak’, sama hal-hal yang emang nggak penting. Terkait pencapaian, inget lagi semua punya background berbeda, sumber daya berbeda juga. Yang penting, jangan dijadiin alasan buat males ‘ya orang punya jalannya masing-masing’, padahal buat nutupi malesnya.

Tetep harus berusaha dan berdoa yang maksimal. Dan inget juga di QS. Az-Zukhruf : 32

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.