“tapi kan tadi saya kerjain kerjaannya..”
“lagian uda saya buat kontennya, kenapa di bahas lagi?”
” kenapa buk? jemuran bajunya kn sudah saya angkat, cuci piring juga ..”
“Ya harusnya ngasih deadlinenya jangan mendadak, kan butuh waktu”
“Lah namanya di jalan kan nggaktau juga kalau bakal macet dan bikin telat..
“CEO itu kerjaannya banyak, enggak mikirin kerjaan kamu doang! jadi ya jangan salahin saya..”
Yang jelas barusan cuman contoh aja, saya yakin masih banyak kalimat lain yang sering kita dengar juga sering kita pakek, ya nggak? udah akui aja…:)
Kita sendiri nggak mau juga disalahkan, tapi kita sering menyalahkan. Seringnya beranggapan diri lebih baik, dan orang lain jauh jauh jauh lebih buruk. Ibarat orang bertato yang selalu dianggap buruk, padahal kalo sholat justru di shaf pertama.
bukan, bukan cuman dari penampilan yang kadang kita merasa lebih baik, tapi pemikiran itulah sumbernya. Isi pikiran kita yang emang punya data buat merendahkan oranglain, dan enggak suka disalahkan yang kalau kita artikan kebalikannya, maunya didibenarkan dan lebih dalemnya lagi, orang yang cuman pengen dibenarkan itu artinya beranggapan orang lain yang salah. Kembali lagi, nggak mau disalahkan.
“mas, sorry tak potong, berarti semacam sifat bawaan manusia kayak gitu yaa?”
Bisa dibilang gitu sih berdasarkan, kenapa? karena pada dasarnya kita selalu pengen bener kan? nah itu syahwat dan syahwat itu selalu ada, cuman ada yang bisa menahan dan selamat ada yang enggak. Tentunya kita sebisa mungkin berusaha buat melawan itu, karena selalu ada reward dalam melakukan kebaikan.
Allah berfirman di an naiat : 40-41
وَاَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَ نَهَى النَّفۡسَ عَنِ الۡهَوٰىۙ
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,
فَاِنَّ الۡجَـنَّةَ هِىَ الۡمَاۡوٰىؕ
maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).
Kalo kita nggak melawan itu, yaudah bakalan tetep nggak mau disalahkan. Ujung-ujunganya ya menyalahkan oranglain, karena merasa bener sendiri.
“Ya harusnya ngasih deadlinenya jangan mendadak, kan butuh waktu”
ini termasuk kalimat familiar banget buat kita yang ada di lingkungan kerja. Sadar nggak sadar, kalimat ini sering terulang yang bakalan jadi bola salju. Awalnya kecil, semakin lama membesar dan merusak hal lain yang lebih besar lagi. Bola itu nggak bakaln berenti sampek ketemu permukaan yang datar, atau bakalan lebih cepet berhenti ketika jalan itu mulai naik.
Selama kita merasa paling tinggi, permasalahan justru semakin membesar.
Semakin kita nggak mau disalahkan, semakin banyak hal yang kita hancurkan.