You are currently viewing Melihat lebih luas

Melihat lebih luas

Bismillah

Nggak kerasa uda masuk ramadhan ke-9, udah hampir sepertiga ramadhan. Udah berapa juz yang kita baca? udah berapa ayat yang kita hafal? dan udah berapa ayat yang kita pahami maknanya?

Udah berapa uang yang kita keluarkan untuk beramal di Ramadhan? udah ngasih jasa apa kepada orangtua kita? udah bantuin apa buat tetangga ataupun temen kita? udah berapa nasi bungkus yang kita bagikan?

Atau malah uang kita belum ada yang keluar selama bulan ramadhan? Atau malah justru sibuk dengan dagangan yang selalu rame? atau malah hanya baru baca 1 juz sampai malam ini?

atau malah udah jarang berdoa ketika waktu sahur? atau malah sahurnya udah kebablasan terus? atau malah uda enggak dateng tarawih lagi? atau subuhnya kesiangan?

Waktu terus berjalan, kalau kitanya enggak berusaha maksimal untuk mencapainya, maka akan banyak momen yang terlewatkan.

Bukan karena waktu sekarang berbeda dengan masa lalu yang katanya lebih lama. Sehari sekarang berbeda dengan sehari 10 tahun lalu yang katanya terasa lebih lama.

Bukan masalah waktu, tapi cobalah berkaca dan salahkan diri kita sendiri. Ketika satu jari kita pakai untuk menunjuk dan menyalahkan sesuatu, tiga jari lainnya menunjuk ke diri sendiri.

Bagian jempolnya soalnya nunjuk ke kanan, jadi enggak termasuk, hehehe.

Berhenti sejenak, renungi, dan cobalah melihat lebih luas.




Kita terlalu sering terpaku pada satu titik, pada satu keadaan, pada satu sudut pandang. Padahal dunia begitu luasnya. Begitu banyak cara untuk mencapai tujuan hidup, begitu banyak cara untuk beramal sholeh, begitu banyak arah yang bisa kita lihat. Cobalah untuk melihat lebih luas.

Mungkin kita ibarat berada di sebuah labirin yang mana kita sendiri hanya sekedar berjalan dan mencoba mencari jalan keluar dengan modal melihat hanya satu arah saja -ke depan, atau belakang-.

Tapi coba bayangkan ketika kita bisa melihat dari ketinggian, melihat dengan helicopter view. Apa yang kita lihat, ternyata baru secuil keadaan.

Ketika kita bisa melihat lebih luas, maka kita akan semakin sadar bahwa masih banyak hal yang enggak kita tau. Masih banyak hal yang lebih hebat, dan masih banyak hal yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.

Ketika kita melihat dengan menggunakan google street, kita bisa merasakan jalanan. Hanya bisa melihat sebagian jalan dan pertokoan. Tapi ketika kita menggunakan google maps dengan view satelit, kita bisa melihat sekitaran kita yang lebih luas.

Bahkan kita bisa melihat sebenarnya kita sedang diposisi aman atau terancam.

Ramadhan berjalan dengan cepat.

Cobalah melihat lebih luas lagi. Pikirkan amalan apa yang bisa memberikan pahala yang besar dan jariyah. Pikirkan lagi cara lain untuk mendapatkan Ampunan Allah. Cobalah keluar dari kotak kita sekarang, carilah kotak yang lebih besar.

Keluarlah dari zona nyaman, carilah yang lebih menantang. Carilah amalan yang lebih afdhol. Carilah jalan lain untuk mencari Ridho Allah.



اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ

Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri,

mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?”

Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali
(An nisa : 97)

Semoga kita bukan termasuk orang yang merugi, yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan Ramadhan. aamiinn.


Wallahu a’lam

This Post Has One Comment

  1. Budi

    Masya Allah remender banget ka, selalu menginspirasi

Leave a Reply