You are currently viewing Less is more

Less is more

Pagi ini kepikiran mau bikin mini-challenge karena ngerasa tingkat produktifitas lagi menurun. Kalau bahasa kerennya, lagi futur. Keimanan bisa turun, maka tingkat produktifitas juga sama aja bisa turun juga. Keduanya sepertinya berkesinambungan, antara futur ibadah dengan tingkat produktifitas.

Dan cara mengatasi futur, salah satunya adalah dengan meningkatkan ibadah di sektor yang lain. Semisal biasa baca Al Qur’an sehari 1 juz kok sehari cuman 5 halaman misalnya, maka kita bisa mengalihkan ketika mager buat baca Al QUr’an, ke dengerin kajian, nulis, bikin konten, dan berbagai pintu kebaikan lainnya.

Ya manajemen ibadah itu memang perlu banget sih.

Untuk itulah saya coba membuat mini challenge 10 hari nulis blog. Setiap hari selama 10 hari dari hari ini, insyaAllah akan ada tulisan baru di blog ini.

Oke, barusan muqodimah aja, mari kita masuk ke judul LESS IS MORE.

Less is more ini bahasa syar’inya ”Qanaah” alias sikap menerima juga merasa cukup, sembari melawan sikap selalu ngerasa enggak puas dan ngerasa selalu kurang.

Cukup dengan gaji 5 juta, cukup dengan 1 bungkus mie rebus, cukup dengan kerja di kota yang UMR-nya 2 jutaan, cukup punya 2 klien, cukup dengan makan nasi goreng harga 15 ribu, cukup dengan 2 motor di rumah, cukup dengan punya laptop jadul yang ternyata udah lancar buat skripsi, bikin proposal acara, atau keperluan kerjaan. Intinya sikap ngerasa cukup dengan keadaan, dan enggak pengen nambah nambah nambah alias tamak.

Tanpa disadari, kita sering luput dari prinsip less is more ini, prinsip hidup sedikit lebih baik. Hawane pingin nambah terus, sampek lupa ternyata udah melebihi kapasitas diri sendiri.

Selalu nambah income, akhirnya malah banyak kerjaan keteteran karena hawanya nambah terus. Satu belum selesai, nambah lagi nambah lagi, tiba tiba enggak ada yang selesai. Kalaupun selesai, hasilnya ”sak onone” alias seadanya.

Pakaian selemari penuh juga tetep pengen beli lagi beli lagi, tiba tiba lemari penuh padahal yang dipakek cuman itu-itu aja.

Di kampus ikut organisasi A B C D, terlihat produktif dan aktif di organisasi tapi nilai akademik menurun yang membuat orang tua justru kecewa. Belum lagi karena kebanyakan ikut kumpulan sana sini, kewajibannya malah terlalaikan.

LESS IS MORE, sedikit lebih baik.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137).

”Berarti enggak boleh kaya mas? enggak boleh punya cita-cita punya bisnis banyak, juga uang banyak?”

Ya boleh aja semisal digunakan dalam kebaikan, tapi kalau ngomongin dunia ya enggak ada selesainya. Cuman ya sikap qonaah ini another level lah, merasa cukup dan enggak terlalu ambisius untuk nambah nambah dan nambah. Tapi kalau konteknya nambah ibadah, ya beda lagi ya, kalau itu mah sangat sangat dianjurkan.

Less is more, sedikit lebih baik.
Coba jangan terlalu ngragas, berlatihlah qonaah.

Leave a Reply