Ada yang belajar 20 tahun tapi stuck dan gitu gitu aja skill juga pengetahuannya.
Ada yang belajar 4 tahun tapi cara berfikirnya melebihi pelajar 20 tahun.
Ada juga yang baca ini terus ngerasa “Wah iya, ini kayaknya aku banget”
ada nggak? hehe
Hal ini berlaku di semua bidang. Entah jadi fotografer, penulis, mekanik, dokter, jasa service hp, juga desainer grafis. Maaf ya selalu ngasih contoh desainer, karena kebetulan profesi saya jadi kurang afdhol kalau enggak dicantumkan. Juga penulis karena kebetulan saya lagi mendalaminya.
Ada satu konsep belajar dari Al Qur’an yang bisa implementasikan.
Allah berfiman di surah ibrahim ayat 24 – 26 :
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik 1 seperti pohon yang baik, akarnya teguh, dan cabangnya (menjulang) ke langit,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Dan perumpamaan kalimat yang buruk 1 seperti pohon yang buruk yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
————
Meskipun ayat ini lagi bahas tentang keimanan, tapi kalau kita coba telaah lagi, ternyata inilah prinsip belajar. Kuatkan di akarnya, dan pohon itu akan menjulang ke langit. Bahasa gampangnya, pelajari dulu dari yang paling dasarnya baru lanjut ke tingkatan selanjutnya.
Kalau dasarnya nggak paham, selanjutnya bakalan tambah nggak paham. Sebagaimana perumpaan pohon yang buruk tadi, enggak bisa tegak sedikitpun apalagi berbuah.
Matematika contohnya. Pelajaran yang selalu bikin seru dan penuh perdebatan. Meski demikian, jumlah orang yang enggak suka matematika jauh lebih banyak. Ini kesimpulan saya sendiri aja tanpa survei, karena melihat dari pengamatan sekitar dari jaman pakek seragam merah putih sampe pakaian sopan bebas -masa kuliah-.
Salah satu faktornya ya karena kita belajarnya langsung cabang cabang pohonnya, bukan dari akarnya.
Kita belum belajar, sebenernya matematika itu apa dan fungsi dasarnya dari mana sih? atau siapa penemu rumus matematika, dan kenapa harus menggunakan rumus? bahkan kadang kita pakek rumus yang asal tapi hasilnya sama. ya nggak?
Ya kalau saya sendiri jujur belum paham yang bener bener paham, matematika itu sebenernya apa dan asal muasal rumus dari mana.
Ketika kita mempelajari sesuatu, jangan keburu-buru untuk belajar cabangnya ataupun terlalu menikmati buahnya (bacanya hasil karya). Cobalah meneliti dari akarnya, dan kuatkan dulu di sana.
Perumpamaan di surah ibrahim tadi juga related banget untuk para penuntut ilmu. Belum belajar tauhid -akar dari pohon- tapi udah belajar cabang cabangnya. Hasilnya jadi pusing sendiri dan enggak bisa berdiri tegak. Mudah terombang-ambing sama huru hara yang sering berkeliaran.
Jawabannya karena kita salah dalam belajar.
Itulah konsep belajar yang dijamin ampuh.
Belajar dan kuatkan dulu dasar serta akarnya, baru kemudian pohon itu bisa menjulang tinggi dan berbuah.