Apakah kamu sekarang bahagia?
Kalau belum, saya doakan setelah baca tulisan ini semoga lebih bisa merasakan bahagia.
Bahagia itu sebuah kata yang terlalu random, karena arti dan maknanya bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Dan ini udah jadi pembahasan umum bahwa kebahagiaan itu tergantug setiap individu dalam memaknainya.
Tertawa untuk sebagian orang udah bisa dijadikan tanda rasa bahagia, tapi untuk sebagian lainnya hanyalah cara untuk menutupi kesedihannya.
Traveling untuk sebagian orang dijadikan tanda bahwa orang tersebut bahagia, tapi untuk mereka yang menjalankannya, bisa jadi itu hanya pelarian dari beratnya masalah kehidupan yang dihadapi.
Makan di tempat yang nyaman dengan menu yang enak juga bisa aja dijadikan tanda orang itu bahagia, dan bisa jadi juga itu hanya sebuah cara untuk sejenak melupakan masalah yang sedang dihadapinya.
Bisa jadi orang lain beranggapan dia lagi bahagia, dan orang yang sedang dianggap bahagia tadi dalam hatinya berkata: “Kalian nggak tau aja, masalah apa yang sedang saya hadapi.”
Yah kembali lagi, definisi bahagia bisa berbeda-beda. Jadi jangan mudah tertipu apalagi sampe akhirnya membuat kita yang seharusnya udah bahagia jadi merasa kurang atau bahkan tidak bahagia.
Meskipun demikian, saya yakin semua dari kita pernah merasakan kebahagiaan yang hakiki.
Kebahagiaan yang murni, bukan topeng untuk menutupi kesedihan dirinya sendiri.
Kapan itu terjadi? Ketika kita mengingatnya, hati jadi lebih tenang karenanya.
Momen dimana bisa berbagi nasi waktu bulan ramadhan misalnya. Atau moment ketika bisa mijitin kaki ibu yang udah capek seharian kerja buat kita. Momen dimana bisa dimudahkan untuk duduk di majelis ilmu setelah sekian lama.
Momen ketika mendapatkan gaji yang sesuai dengan effort kita. Momen ketika dipertemukan lingkungan yang baik, yang sholeh-sholehah. Momen ketika teringat ayat di Al Qur’an yang memberikan pahala tak terbatas bagi orang yang bersabar, dan masih banyak momen bahagia yang kita beranggap bahwa itu bukan kebahagiaan.
Atau kamu masih berfikir kebahagiaan itu harus berupa materi? bisa flexing hpnya iphone 13, atau foto di cafe yang estetik dengan laptop apple di mejanya. Bisa beli barang-barang brandid yang bikin lebih percaya diri ketika ke luar rumah. Atau definisi bahagia ketika bisa beli rumah, bisa jalan jalan ke eropa, dan melakukan hal hal lain yang selalu berhubungan dengan materi?.
Nggakpapa jugak si berpandangan kebahagiaan itu berhubungan dengan materi, tapi kalau itu defisini paten kebahagiaan maka kita akan melewatkan banyak momen bahagia yang sebenarnya.
Inget, kebahagiaan itu bukan kita yang ciptakan. Kebahagiaan itu anugrah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Bagaimana mungkin kita yang menciptakan kebahagiaan? sedangkan seluruh sel di tubuh kita semuanya aktif atas kehendak Allah.
Bagaimana mungkin kita yang menciptakan kebahagiaan? sedangkan semua kemudahan dari kesulitan kita, itu berkat pertolongan dari Allah.
Allah berfiman di surah an najm : 43
وَأَنَّهُۥ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,
wallahu a’lam.