Perumpamaan kacang lupa kulit itu cukup familiar dari jaman dulu. Sematan yang diberikan untuk seseorang yang lupa sama masa lalunya. Biasanya berhubungan dengan titik terendahnya semasa hidup, kemudian di masa sekarang hidupnya berubah 180 derajat jauh lebih enak dan kaya.
Setelah dapet apa yang diimpikan, akhirnya melupakan lingkungan sekitar yang selalu support ketika si doi dititik terendah. Misalnya tetangga yang ngasih makan ketika dulunya buat makan aja susah, atau temen seperjuangan yang jadi vitamin ketika gairah mulai menurun.
Roda berputar, kemudian kehidupan jadi semakin nyaman dan kaya. Tapi lupa semua masa lalu yang membantunya. Kacang lupa kulitnya.
Walaupun terkadang anggapan itu juga salah. Bisa jadi doi yang dikatakan kacang lupa kulit sebenernya enggak sebegitunya, cuman karena perubahan waktu, perubahan lingkungan, pekerjaan yang sibuk, akhirnya doi dinilai demikian.
Bisa aja kan, sebenernya si kacang lupa kulit ini senantiasa mendoakan semua tetangga masa lalu dan teman sejatinya di kala susah.
Bisa jadi, siapa yang tau. ya nggak?
Contoh yang sering ada dilingkungan kita deh, sesimple kalimat “Wah sekarang sombong, enggak pernah main ke rumah lagi..”.
Menurut saya, ya enggak bisa didefinisikan sombong. Tahun berganti, lingkungan berubah, jarak semakin jauh karena faktor pekerjaan, ya wajar aja kalau sebagian temen deket kita terlihat sombong.
Pun kita bisa jadi dikondisi itu.
Tapi kalau ngomongin kacang lupa kulit, mungkin kita perlu renungi ayat ini..
۞ وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَـٰنَ ضُرٌّۭ دَعَا رَبَّهُۥ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُۥ نِعْمَةًۭ مِّنْهُ نَسِىَ مَا كَانَ يَدْعُوٓا۟ إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَادًۭا لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلنَّارِ ٨
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhan-nya dengan kembali kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudaratan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu ,
dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka”.
( Az zumar : 8 )
Allah pakek kata “MANUSIA”, seakan-akan ngasih isyarat “SAKING BANYAKNYA YANG JADI KACANG LUPA KULIT”. Enggak cuman orang kafir, arti manusia ya semua agama termasuk kita umat muslim. Bisa jadi kita termasuk orang yang kacang lupa kulit,
Sering kayaknya ya nggak? pas lagi sempit, mohon-mohon banget sama Allah, sampek dibela-belain bangun solat malem, sholat dhuha tanpa pernah bolong, sujud sampek nangis nangis, dan giliran Allah kabulkan, tiba tiba kita jadi berubah 180 derajat.
Boro boro nangis, Al Qur’an aja sampek berdebu karena saking lamanya tergeletak tanpa disentuh.
Dengan berbagai alasan klasik, seperti kata “MAAF SAYA SIBUK”
Dasar Aku…..
Kok bisa pas banget ya:”)
Makasih kak Bagas,ngen bgt, tamparan keras:”
MaasyaAllah barakallahu fikum
Bagus kak penyampaianya ….