Ditulis oleh : Royhan Azizy
15 May – 2024

Buku Generasi Produktif karya Mas Ahmad Rifa’i Rif’an saya beli pada tanggal 04 Maret 2023. Ya, kalau boleh terus terang – saya punya kebiasaan menulis tanggal dan mendatananginya setelah membeli buku baru.

Di awal-awal pembahasan, beliau menyuguhkan prolog menarik dengan menulis judul, “Waktu Sama, Prestasi Beda”

Buktinya, kita memiliki waktu 24 jam yang sama dalam sehari. Kita melalui 7 hari yang sama dalam sepekan. Kita melewati pergantian tahun yang sama dalam 12 bulan. Akan tetapi, apakah waktu yang sama, menghasilkan karya atau kontribusi yang sama pula? Jelas sangat berbeda, ya.

Ada seseorang yang usianya lebih muda, tetapi lebih produktif ketimbang kita. Di saat sebagian besar anak-anak  muda di luar sana menghabiskan waktunya untuk bermain game, tetapi di sisi lain, ada dari kalangan anak muda yang kesehariannya begitu bermakna.

Di saat sebagian besar remaja yang hobinya rebahan, tetapi ada sebagian remaja yang lebih memilih untuk tekun belajar, gigih dalam berjuang, dan rajin dalam beribadah.

Waktu kita sebetulnya sama, kemudian apa yang membedakan? Ternyata, cara kita dalam menggunakan waktu yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan.

3 Insight dari buku

1. Mengontrol aktivitas yang membuang waktu

Di paragraf pertama pembahasan ini, penulis menyajikan gambaran mayoritas dari anak muda yang menggunakan ponsel hanya untuk mengecek dan membuka media sosial tanpa kebutuhan yang jelas.

Ini mungkin udah jadi habits buruk yang menjangkit  kalangan anak muda. Kebiasaan seperti memeriksa notifikasi, berselancar di beranda media sosial, mengecek jumlah likepostingan, dan lain sebagainya.

Dampaknya adalah banyak waktu yang dihabiskan secara sia-sia oleh aktivitas tersebut. Gak ada larangan, kok, pengen scrolling media sosial. Tapi, jangan sampai kita terlalu larut di sana, sehingga melalaikan tugas-tugas penting yang harus diselesaikan.

Gunakan media sosial sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Karena kalau keinginan gak ada batasnya, sehingga kita bisa bermain seenaknya.

“Pemakaian media sosial tanpa tujuan yang jelas bukan hanya pemborosan kuota, tetapi yang lebih utama adalah pemborosan waktu dan usia.” (Hal. 132)

2. Mengerjakan tugas dari yang termudah

Tugas yang banyak itu gak akan pernah selesai kalau cuman dipikirin dan dianggap sebagai beban. Sehingga kebanyakan dari kita merasa tertekan, pusing, dan stres karena tugas semakin menumpuk dan gak kunjung tuntas.

Mas Ahmad Rif’ai pernah bilang,

“Tugas yang sulit itulah yang biasanya menghabiskan banyak waktu dan energi. Akhirnya, tugas yang mudah-mudah justru tidak bisa diselesaikan tepat waktu.”

Saya setuju banget, sih. Tugas yang sulit membutuhkan fokus mendalam dan energi yang besar. Bahkan, ketika menghadapi tugas-tugas yang sulit, saya lebih memilih dan mengerjakan tugas yang termudah dulu – sehingga  muncul motivasi untukk menyelesaikan tugas yang sulit.

“Mulailah dari hal yang paling sederhana. Dari sana biasanya akan menggelinding bak bola salju. Dari yang sederhana, kita pun akan tersemangati untuk terus mengerjakannya. Sehingga yang awalnya terasa berat dan rumit, tiba-tiba terselesaikan dengan baik.” (Hal. 73)

3. Menetapkan target hidup

Di bagian inilah yang menjadi salah satu kekhasan buku-buku Mas Ahmad Rifa’i Rif’an. Hampir di setiap karya beliau yang saya baca, pasti ada pembahasan tentang merancang target dan impian hidup.

Saya pun meyakini bahwa orang yang punya target, cenderung lebih serius mengisi waktunya pada hal-hal yang positif serta mengantar menuju impiannya. Alur kehidupannya tidak sama dengan mereka yang hidupnya mengalir begitu saja.

Orang yang bersikeras dengan komitmen, “Udahlah! Hidup, tuh, yang penting ngalir aja.” Sering  kali terjatuh pada kegiatan yang sia-sia.

Tanpa target atau perencenaan dalam hidup, biasanya kita akan menempuh kehidupan yang kurang bermakna dan bergaiah. Paling tidak, dengan adanya target, kita bisa melihat lebih jelas hal-hal apa saja yang ingin diraih.

Jangan sampai kita menjadi sosok yang terlihat sibuk, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Kita terlihat ‘produktif’ padahal sebenarnya tidak ada hasil yang terwujud dalam karya.

“Target itu yang membuat kita belajar lebih giat, mengerjakan tugas lebih semangat, mengurangi jam nongkrong, keluyuran, serta aktivitas lain yang tidak penting.” (Hal. 156)

Spesifikasi:

  • Penulis: Ahmad Rifa’i Rif’an
  • 210 halaman
  • Tidak bergambar
  • Dilengkapi quotes setiap bab

Leave a Reply